Cuci Darah: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Penyakit ginjal kronis menjadi masalah kesehatan yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai 3,8 juta orang, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 2 juta orang.
Apa Itu Cuci Darah?
Cuci darah, atau hemodialisis, adalah prosedur medis yang dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Proses ini melibatkan penggunaan mesin dialisis dan dialyzer untuk membersihkan darah dari racun dan kelebihan cairan. Akses ke pembuluh darah dibuat melalui operasi minor di lengan, memungkinkan darah mengalir ke dalam dialyzer yang berfungsi sebagai ginjal buatan.
Prevalensi di Indonesia
Di Sumatera Selatan, jumlah penderita penyakit ginjal mencapai sekitar 2.000 orang, dengan 1.954 di antaranya bergantung pada cuci darah. Sebagian besar pasien berada dalam rentang usia produktif, menunjukkan dampak signifikan terhadap kualitas hidup dan produktivitas.
Penyebab dan Pencegahan
Penyebab utama gagal ginjal meliputi hipertensi, diabetes, dan asam urat tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang. Selain itu, nefritis akut dan kronis, batu saluran kemih, serta konsumsi obat-obatan tertentu dapat merusak ginjal. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat, mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak, serta rutin memeriksakan kesehatan ginjal, terutama bagi mereka dengan faktor risiko tinggi.
Pilihan Terapi
Ada beberapa pilihan terapi bagi penderita penyakit ginjal kronis:
- Hemodialisis (Cuci Darah): Prosedur ini dilakukan secara rutin, biasanya 2-3 kali seminggu, untuk membersihkan darah menggunakan mesin dialisis.
- Peritoneal Dialisis (CAPD): Metode ini memungkinkan pasien melakukan dialisis sendiri di rumah dengan menggunakan membran peritoneum sebagai filter.
- Transplantasi Ginjal: Pilihan ini melibatkan penggantian ginjal yang rusak dengan ginjal sehat dari donor. Namun, biaya tinggi dan ketersediaan donor menjadi tantangan utama.
Meskipun terdapat beberapa opsi, sekitar 98% pasien di Indonesia memilih hemodialisis sebagai terapi utama. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan fasilitas cuci darah yang lebih luas dibandingkan metode lain.
Inovasi Lokal dalam Cuci Darah
Kabar baik datang dari industri kesehatan Indonesia. PT Kalbe Farma Tbk melalui anak perusahaannya, PT Forsta Kalmedic Global, berhasil memproduksi alat hemodialisis lokal bernama RenaCare. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di ASEAN yang mampu memproduksi alat cuci darah sendiri, setelah Malaysia. Produksi lokal ini diharapkan dapat menekan biaya perawatan dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Konsultasi dengan Spesialis
Bagi Anda yang berada di wilayah Jember, Jawa Timur, dan sekitarnya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ginjal untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Rumah Sakit Djatiroto menyediakan layanan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang berkompeten dalam menangani masalah ginjal. Segera hubungi Rumah Sakit Djatiroto untuk membuat janji temu dan mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai perawatan dan pencegahan penyakit ginjal.
Menjaga kesehatan ginjal adalah investasi jangka panjang bagi kualitas hidup Anda. Dengan informasi dan penanganan yang tepat, risiko penyakit ginjal dapat diminimalkan, dan bagi yang sudah terdiagnosis, kualitas hidup dapat tetap terjaga.