“Kenapa Bisa Meninggal Saat Olahraga? Waspada Serangan Jantung Mendadak!”
Kabar duka kembali menyelimuti dunia olahraga Indonesia. Setelah sebelumnya legenda bulu tangkis Markis Kido meninggal dunia pada 14 Juni 2021 akibat serangan jantung saat bermain bulu tangkis di GOR Petrolin, Tangerang.
Kini mantan pemain sepak bola nasional, Bejo Sugiantoro, juga berpulang pada 25 Februari 2025. Bejo tidak sadarkan diri saat bermain sepak bola di Lapangan SIER, Surabaya, dan dinyatakan meninggal dunia.Kematian mendadak saat berolahraga, terutama akibat serangan jantung, menjadi perhatian serius. Serangan jantung mendadak terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat, menyebabkan kerusakan serius dan bisa berujung fatal.
Penyebab Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga
Serangan jantung mendadak saat berolahraga umumnya disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
- Penyakit Jantung Tersembunyi: Banyak individu tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit jantung koroner atau kelainan jantung lainnya hingga terjadi serangan saat aktivitas fisik intens.
- Tekanan Berlebihan pada Jantung: Olahraga dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, membebani kerja jantung secara signifikan.
- Plak Aterosklerotik: Plak di arteri koroner dapat pecah selama aktivitas fisik berat, memicu pembentukan bekuan darah yang menghambat aliran darah ke otot jantung.
- Ketidakseimbangan Elektrolit: Kehilangan cairan dan elektrolit melalui keringat tanpa penggantian yang memadai dapat memicu aritmia atau gangguan irama jantung.
Olahraga berperan penting dalam menurunkan angka kejadian penyakit jantung koroner. Namun, intensitas dan durasi olahraga harus disesuaikan dengan kondisi individu untuk menghindari risiko serangan jantung.
Tanda-tanda Serangan Jantung Saat Olahraga
Mengenali gejala awal serangan jantung dapat menyelamatkan nyawa. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
Nyeri Dada: Rasa nyeri atau tekanan di dada yang bisa menjalar ke lengan, leher, atau rahang.
Sesak Napas: Kesulitan bernapas meski tidak melakukan aktivitas berat.
Keringat Dingin: Berkeringat secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.
Pusing atau Pingsan: Merasa pusing, lemah, atau bahkan kehilangan kesadaran.
Jika mengalami gejala-gejala di atas saat berolahraga, segera hentikan aktivitas dan cari bantuan medis.
Cara Mencegah dan Mengatasi Serangan Jantung Saat Olahraga
Untuk meminimalkan risiko serangan jantung saat berolahraga, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
- Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Sebelum memulai program olahraga, terutama yang berintensitas tinggi, lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi jantung Anda.
- Mulai dengan Intensitas Ringan: Tingkatkan intensitas olahraga secara bertahap sesuai dengan kemampuan tubuh.
- Pemanasan dan Pendinginan: Lakukan pemanasan sebelum dan pendinginan setelah berolahraga untuk membantu jantung beradaptasi dengan perubahan aktivitas.
- Hidrasi yang Cukup: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berolahraga.
- Hindari Olahraga Berlebihan: Jangan memaksakan diri melakukan olahraga di luar batas kemampuan fisik.
Pentingnya pemilihan olahraga yang tepat sesuai dengan kondisi kebugaran dan kesehatan jantung. Ia menyarankan untuk menghindari olahraga dengan intensitas tinggi tanpa pengawasan medis, terutama bagi individu dengan faktor risiko penyakit jantung.
Konsultasi dengan Dokter Spesialis Jantung
Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait kesehatan jantung atau berencana memulai program olahraga baru, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung. Di wilayah Lumajang, Anda dapat menghubungi Rumah Sakit Djatiroto untuk konsultasi lebih lanjut.
Pencegahan dan deteksi dini adalah kunci untuk menjaga kesehatan jantung Anda.