Tuberkulosis pada Anak: Kenali Tanda, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Ditulis dalam Rangka Memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia
Lumajang, 24 Maret 2025 – Tuberkulosis (TB) tetap menjadi salah satu penyakit menular yang berbahaya, terutama bagi anak-anak. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,1 juta anak di dunia menderita TB setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 230.000 kasus. Di Indonesia, TB masih menjadi masalah kesehatan serius, termasuk di Jawa Timur. Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk mengenali tanda, gejala, serta langkah pencegahan TB pada anak.
Apa Itu Tuberkulosis pada Anak?
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada anak, TB sering menyerang paru-paru (TB paru), tetapi dapat juga menyebar ke organ lain seperti otak (meningitis TB), tulang, atau kelenjar getah bening. Anak-anak lebih rentan tertular TB karena sistem imun mereka yang belum sempurna.
Tanda dan Gejala TB pada Anak
Gejala TB pada anak seringkali tidak spesifik dan mirip dengan penyakit umum lainnya. Namun, beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Batuk berkepanjangan (lebih dari 2 minggu) dan tidak membaik dengan pengobatan biasa.
- Demam ringan terus-menerus, terutama pada malam hari disertai keringat dingin.
- Berat badan turun tanpa sebab jelas atau tidak naik dalam beberapa bulan.
- Lesu dan tidak seaktif biasanya, anak mudah lelah dan kurang bersemangat.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak.
- Nafsu makan menurun secara drastis.
Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Mengatasi dan Mencegah TB pada Anak
- Diagnosis Dini – Dokter akan melakukan tes Mantoux (Tuberculin Skin Test), pemeriksaan dahak, atau rontgen dada untuk memastikan diagnosis.
- Pengobatan Tepat Waktu – Jika terdiagnosis TB, anak harus menjalani pengobatan dengan antibiotik khusus (seperti rifampisin dan isoniazid) selama 6–12 bulan. Pengobatan harus tuntas untuk mencegah resistensi obat.
- Imunisasi BCG – Vaksin BCG diberikan sejak bayi untuk mengurangi risiko TB berat seperti meningitis TB.
- Menjaga Kebersihan dan Ventilasi Rumah – Pastikan sirkulasi udara baik dan hindari kontak dengan penderita TB aktif.
- Nutrisi Seimbang – Daya tahan tubuh yang kuat membantu mencegah infeksi TB.
Pesan untuk Orang Tua
"Jangan anggap remeh batuk atau demam berkepanjangan pada anak. TB bisa disembuhkan jika dideteksi sejak dini dan diobati dengan disiplin," tegas dr. Nurul Ima Suciwiyati, Sp. A, M.Ked.Klin dokter spesialis anak di Rumah Sakit Djatiroto.
Segera Konsultasikan ke Dokter!
Jika Anda mencurigai anak atau anggota keluarga menunjukkan gejala TB, jangan tunda untuk memeriksakan diri. Rumah Sakit Djatiroto memiliki tim dokter spesialis anak dan paru yang siap membantu diagnosis dan pengobatan TB secara komprehensif.
Deteksi dini, pengobatan tepat, dan dukungan keluarga adalah kunci melawan TB pada anak. Mari bersama wujudkan Indonesia bebas TB