Tubuh Sering Memar Tanpa Sebab Jelas? Waspadai, Ini Bisa Jadi Tanda Hemofilia
Lumajang, 17 April 2025 – Memar pada tubuh setelah terbentur atau terjatuh adalah hal yang wajar. Namun, bagaimana jika memar sering muncul tanpa adanya riwayat benturan yang jelas? Kondisi ini patut diwaspadai karena bisa menjadi salah satu indikasi adanya gangguan pembekuan darah, salah satunya adalah Hemofilia.
Dalam rangka memperingati Hari Hemofilia Sedunia yang jatuh setiap tanggal 17 April, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit langka ini. Hemofilia adalah kelainan genetik yang menyebabkan darah sulit membeku dengan normal. Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan atau tidak memiliki protein pembekuan darah (faktor pembekuan) yang cukup.
Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Hemofilia
Menurut data dari Federasi Hemofilia Dunia (World Federation of Hemophilia), Hemofilia dibagi menjadi beberapa jenis, yang paling umum adalah Hemofilia A (kekurangan faktor VIII) dan Hemofilia B (kekurangan faktor IX). Tingkat keparahan Hemofilia bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat, tergantung pada seberapa rendah kadar faktor pembekuan dalam darah seseorang.
Gejala Hemofilia yang Perlu Diperhatikan:
Selain memar yang mudah timbul tanpa sebab yang jelas, beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai meliputi:
- Perdarahan yang berkepanjangan setelah luka kecil, tindakan medis (seperti cabut gigi atau operasi), atau bahkan vaksinasi.
- Mimisan yang sering dan sulit berhenti.
- Perdarahan pada sendi (hemartrosis) yang menyebabkan nyeri, bengkak, dan keterbatasan gerak. Perdarahan berulang pada sendi dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen.
- Perdarahan pada otot atau jaringan lunak yang menyebabkan nyeri dan bengkak.
- Adanya darah dalam urin atau feses.
- Pada bayi, perdarahan berlebihan setelah sunat.
Bagaimana Hemofilia Didiagnosis dan Ditangani?
Diagnosis Hemofilia biasanya dilakukan melalui pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga dan tes darah untuk mengukur kadar faktor pembekuan. Jika terdiagnosis Hemofilia, penanganan bertujuan untuk mencegah dan mengobati perdarahan.
Pengobatan Hemofilia meliputi:
- Terapi penggantian faktor pembekuan: Ini adalah pengobatan utama untuk Hemofilia, di mana pasien menerima infus faktor pembekuan yang kurang atau tidak ada dalam darah mereka. Terapi ini dapat diberikan secara berkala sebagai profilaksis (pencegahan) untuk mengurangi risiko perdarahan atau saat terjadi perdarahan.
- Terapi gen: Merupakan perkembangan terbaru dalam pengobatan Hemofilia, terutama untuk Hemofilia B. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki gen yang rusak sehingga tubuh dapat memproduksi faktor pembekuan sendiri.
- Obat-obatan lain: Beberapa obat lain seperti desmopressin (DDAVP) dapat digunakan untuk membantu melepaskan faktor VIII yang tersimpan dalam tubuh pada kasus Hemofilia A ringan. Obat antifibrinolitik juga dapat digunakan untuk membantu menstabilkan bekuan darah.
- Fisioterapi: Penting untuk menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas sendi, terutama setelah terjadi perdarahan sendi.
Mencegah Komplikasi Hemofilia:
Meskipun Hemofilia adalah kondisi genetik yang tidak dapat dicegah, komplikasi perdarahan dapat diminimalkan dengan:
- Mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat sejak dini.
- Menghindari aktivitas yang berisiko tinggi menyebabkan cedera.
- Melakukan olahraga yang aman dan sesuai dengan kondisi.
- Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis.
- Mengikuti anjuran dokter terkait pengobatan dan perawatan di rumah.
Jangan Tunda! Konsultasikan Kondisi Anda dengan Dokter di Rumah Sakit Djatiroto
Apakah Anda atau orang terdekat Anda sering mengalami memar tanpa sebab yang jelas atau memiliki gejala perdarahan yang tidak normal? Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di Rumah Sakit Djatiroto. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Hemofilia dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Karena Kami Melayani Sepenuh Hati
Hubungi Kami