Orang Tua Harus Tahu, Stunting pada Anak?

Orang Tua Harus Tahu, Stunting pada Anak?

Apa itu Stunting ?

Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan tinggi anak yang tidak sesuai dengan tinggi badan normal usianya akibat kekurangan nutrisi. Anak-anak yang mengalami kondisi stunting memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan di bawah standar usianya, dan yang lebih serius, dampaknya bisa permanen terhadap kecerdasan, perkembangan otak, dan produktivitas saat dewasa.


Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting nasional di Indonesia mencapai 21,6%, masih di atas ambang batas yang ditetapkan WHO, yaitu 20%. Ini berarti 1 dari 5 anak di Indonesia mengalami stunting.


Mengapa Orang Tua Harus Peduli terhadap Stunting?

Sebagai orang tua, Anda memiliki peran kunci dalam mencegah stunting. Ini bukan hanya soal tinggi badan, tapi soal masa depan anak Anda. Anak yang stunting berisiko lebih besar mengalami:

  • Kecerdasan di bawah rata-rata
  • Kesulitan belajar dan prestasi akademik menurun
  • Daya tahan tubuh lemah
  • Risiko penyakit kronis lebih tinggi saat dewasa
  • Produktivitas rendah di usia kerja

Artinya, stunting bukan sekadar isu medis, tapi juga investasi sosial dan ekonomi jangka panjang


Gejala Stunting pada Anak

Gejala stunting pada anak bisa terlihat sejak 1000 hari pertama setelah anak lahir. Berikut adalah beberapa gejala stunting pada anak:

  • Tinggi lebih rendah dibanding anak seumurannya
  • Sulit memahami hal-hal yang diajarkan
  • Berat badan lebih rendah dibanding anak seumurannya
  • Tidak produktif
  • Perkembangan kemampuan fisik yang lambat, semisal berguling, duduk, berdiri, dan berjalan

Penyebab Stunting pada Anak

Berikut adalah beberapa penyebab umum stunting pada anak di Indonesia.

1. Kurangnya Asupan Gizi pada Ibu Selama Hamil

Saat hamil, wanita perlu mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar janin dapat berkembang secara baik. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia bahwa sekitar 20% kasus stunting terjadi sejak anak berada dalam kandungan.


2. Kebutuhan Nutrisi Anak Tidak Tercukupi

Dalam beberapa kasus, anak yang mengalami stunting juga disebabkan kurangnya nutrisi yang dikonsumsinya dari sejak lahir hingga tumbuh besar. Kekurangan zat gizi penting seperti protein, zat besi, zinc, dan vitamin A secara terus-menerus sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun bisa menyebabkan gagal tumbuh.


3. Kurangnya Persediaan Air bersih dan Sanitasi

Air minum yang tidak bersih, sanitasi tempat tinggal yang buruk juga akan meningkatkan risiko anak mengalami stunting. Pasalnya, lingkungan tempat tinggal yang buruk tersebut dapat menurunkan nafsu makan dan meningkatkan penyebaran penyakit.


4. Infeksi Berulang atau Kronis

Diare, ISPA, dan penyakit menular lainnya dapat memperparah kekurangan gizi. Infeksi membuat tubuh anak sulit menyerap nutrisi. Infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak pun akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.


5. Terbatasnya akses pelayanan Kesehatan

Di Indonesia saat ini masih terdapat daerah yang kekurangan layanan kesehatan. Padahal, selain untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.


Langkah-Langkah Mencegah Stunting dari Rumah

Kabar baiknya, stunting bisa dicegah. Berikut langkah yang bisa dilakukan orang tua:

1. Perhatikan Gizi Sejak Hamil

Ibu hamil harus mendapatkan asupan gizi seimbang, termasuk zat besi, asam folat, protein, dan kalsium. Rutin kontrol kehamilan juga sangat penting.

2. ASI Eksklusif Selama 6 Bulan

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lain.

3. MPASI Bergizi dan Sesuai Usia

Mulai usia 6 bulan, berikan MPASI yang mengandung sumber protein hewani, zat besi, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan sayuran.

4. Jaga Kebersihan Lingkungan

Cuci tangan sebelum menyentuh makanan, gunakan air bersih, dan pastikan lingkungan rumah bebas dari kotoran.

5. Rutin ke Posyandu

Pantau berat badan dan tinggi anak setiap bulan di Posyandu. Jika ditemukan gangguan pertumbuhan, bisa segera ditangani.


Kesimpulan : Untuk menghindari stunting memang dibutuhkan kesabaran dan usaha yang menyeluruh dari semua pihak. Ingat, tanggung jawab ini bukan hanya milik para ibu saja, melainkan milik seluruh anggota keluarga.

Apabila Bunda masih bingung mengenai pencegahan stunting atau sumber gizi yang baik untuk ibu hamil dan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di IHC RS Djatiroto

Hubungi Kami